PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
“Pentingnya Pendidikaan Karakter Bagi Siswa”
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
Nama: Winda Faidatul Nurhasanah
NIM: 120210103045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada
hakikatnya, manusia memiliki kemampuan untuk meningkatkan kehidupannya, baik
untuk meningkatkan pengetahuan, maupun untuk mengembangkan kepribadian dan
keterampilannya. Untuk meningkatkan kehidupannya itu, manusia akan selalu
berusaha mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Usaha itu disebut dengan
pendidikan. Dalam GBHN 1973, dikemukakan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha
yang disadari untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia yang
dilaksanakan di dalam maupun diluar sekolah.
Pendidikan
lebih idealnya didapatkan dalam keluarga, karena lingkungan pertama yang
didapati oleh anak setelah lahir adalah lingkungan keluarga. Dalam masa tumbuh
kembang anak, peran keluarga sangat menentukan keberhasilan anak dalam
meningkatkan kemampuan yang ada pada dirinya, baik kemampuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan maupun kemampuan untuk mengembangkan kepribadian.
Namun, pendidikan keluarga saja tidak cukup untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan. Pendidikan luar keluarga juga dibutuhkan dalam meningkatkan
kemampuan tersebut, salah satunya adalah pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah
merupakan salah satu sarana untuk membantu keluarga dalam meningkatkan
kemampuan yang ada pada anak. Salah satu unsur terpenting dari pendidikan di
sekolah adalah adanya pendidik atau guru.
1.2
Rumusan masalah
1. Apa definisi dari pendidikan dan pendidikan
karakter?
2. Bagaimana peranan guru dalam pembentukan karakter
siswa Sekolah Menengah ?
3. Apa kebutuhan khas dari remaja?
1.3
Tujuan dan manfaat
1. Mengetahui definisi dari pendidikan dan
pendidikan karakter
2. Mengetahui peran guru dalam pembentukan karakter
siswa Sekolah Menengah
3. Mengetahui kebutuhan khas dari remaja
BAB II
ISI DAN
PEMBAHASAN
Pendidikan dan pendidikan karakter
Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara
Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan SDM
yang berkualitas dan berkarakter. Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab (Hidayatullah, Furqan. 2010)
Pendidik atau guru adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik.
Peran guru dari segi ilmu adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada
peserta didik (Gunarsa, S. D.1989) . Dengan
adanya peran tersebut, guru harus memiliki wawasan kependidikan yang luas dan
menguasai berbagai strategi belajar mengajar sehingga pengetahuan dan
keterampilan tersebut dengan mudah diberikan kepada peserta didik. Peran ini
baru dilihat dari segi ilmu yang diberikan kepada peserta didik, bagaimana
dilihat dari segi prilaku dan kepribadian peserta didik. Pada hakikatnya
pendidikan di sekolah itu tidak hanya melakukan usaha transfer ilmu dari guru
ke peserta didik saja, namun pendidikan sekolah juga melakukan usaha pembentukan prilaku dan pribadi
peserta didik. Seorang pendidik atau guru diharapkan tidak sekedar transfer
ilmu kepada peserta didik, melainkan menanamkan kepribadian baik kepada peserta
didik. Guru belum bisa dikatakan sukses mendidik, jika peserta didik hanya
memiliki kecerdasan intelektual saja. Guru dikatakan sukses, jika peserta
didiknya memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Oleh sebab
itu, pendidikan sekolah juga diharapkan memiliki program yang bisa dijadikan sebagai
sarana pembentukan karakter peserta didik (Sardiman.2001).
Peran guru dalam membentuk karakter peserta didik
Membangun
karakter adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina,
memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, ahlak (budi
pekerti), insan manusia (masyarakat) sehingga menunjukkan tingkah laku yang baik berdasarkan
nilai-nilai Pancasila. Pembentukan karakter anak memang semestinya dilakukan
oleh orang tua. Namun, ketika anak berada di sekolah, maka yang menjadi orang
tua anak adalah guru. Sehubungan dengan perannya sebagai pembentuk karakter
anak di sekolah, maka guru dituntut untuk sungguh-sungguh menjalankan peran
tersebut, karena salah membentuk karakter anak akan berakibat fatal bagi
kehidupan anak (Mappiare, 1982). Dari
pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa guru adalah orang tua kedua dari
peserta didik, sehingga ketika peserta didik jauh dari orang tuanya, peserta
didik masih mendapat bimbingan dari guru seperti halnya mereka dapatkan dari
orang tua. Pada siswa sekolah menengah atas merupakan masa-masa remaja yang
sangat labil. Siswa SMA masih membutuhkan bimbingan untuk melakukan sesuatu hal
agar dapat terhindar dari perilaku yang menyimpang. Pada saat ini banyak
perilaku menyimpang dari peserta didik misalnya saja tawuran dan seks bebas,
hal itu merupakan PR dari seorang guru untuk dapat memberikan solusi agar para
siswa SMA dapat terhindar dari permasalahan tersebut. Guru Sekolah Menengah
harus memahami perkembangan dan pertumbuhan dari peserta didiknya karena jika
sudah mengetahui perkembangan dari peserta didiknya maka guru dapat membentuk
karakter secara perlahan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan dari Siswa
Sekolah Menengah. Remaja sangat peka sekali terhadap
stres, frustasi, dan konflik, bukan saja yang berhubungan dengan dirinya,
tetapi juga dengan lingkungan pergaulannya. Oleh karena itu, cara mengambil
keputusan dan penyelesaikan persoalan yang diajarkan oleh orang yang lebih tua
pada usia lebih muda pada anak, sangat berguna bagi diri remaja (Lydia Harlina. 2006).
Pendidikan pancasila dapat dijadikan
sebagai sarana dalam pembentukan karakter peserta didik, karena pancasila
mengandung nilai-nilai kehidupan yang bisa dijadikan pedoman dalam menjalankan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Peserta didik yang pada hakikatnya adalah
warga negara Indonesia. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki
kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila sehingga terciptalah
generasi bangsa yang cerdas dan bermoral. Remaja yang pembentukan karakternya
tidak sesuai dengan pancasila akan mudah terjerumus dalam perilaku yang
menyimpang yaitu:
1.
Tawuran
2.
Seks bebas
3.
Narkoba
Remaja
memiliki kebutuhan yang khas yaitu:
- Remaja merasa butuh untuk mengembangkan keterampilan yang dapat digunakan sebagai bekal untuk bekerja (yang menghasilkan uang).
- Remaja sangat memerlukan informasi untuk memelihara kesehatan dan kesegaran fisiknya.
- Remaja membutuhkan suatu informasi atau pengetahuan tentang hak dan kewajiban seorang warga negara yang baik.
- Butuh informasi tentang peranan ilmu pengetahuan (science) bagi kehidupan manusia.
- Memerlukan bagai mana cara memanfaatkan waktu luangnya dengan baik.
- Membutuhkan pengetahuan tentang cara mengembangkan rasa hormat kepada oranglain.
- Membutuhkan wawasan dan pengetahuan untuk mampu berpikir secara rasional.
Ada beberapa hal yang harus
diupayakan oleh guru Sekolah Menengah dalam pembentukan karakter peserta didik
sesuai dengan nilai-nilai pancasila, antara lain sebagai berikut: (1)
Memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan peserta didik. (2) Membiasakan peserta
didik untuk berprilaku baik. (3) Menanamkan nilai persatuan kepada peserta
didik. (4) Menanamkan sikap toleransi dan tenggang rasa. (5) Membiasakan untuk
bermusyawarah dalam menyelasaikan masalah. (6) Menumbuhkan sikap jujur, adil,
dan bertanggung jawab kepada peserta didik. (7) Berusaha menjadi teman atau
sahabat di sekolah (Yusuf, S. 2004).
Sebenarnya, upaya pembentukan
karakter anak merupakan hal yang tidak mudah dijalankan oleh seorang guru. Guru
akan kesulitan dalam membentuk karakter anak, jika tidak ada dukungan dari
keluarga dan masyarakat yang ada di lingkungan peserta didik. Pembentukan
karakter merupakan tanggung jawab bersama antara guru, keluarga dan masyarakat
(Azzet.
2011).
Tanggung jawab besar maka penghargaan pun harus besar
Guru dikenal sebagai pahlawan tanpa
tanda jasa, pernyataan ini menunjukkan bahwa jasa seorang guru sangatlah besar
dalam mendidik dan mengajar peserta didik agar menjadi generasi yang cerdas dan
berkarakter. Guru harus memikul tanggung jawab besar dalam mewujudkan cita-cita
bangsa dan menciptakan generasi penerus yang dapat memajukan kehidupan bangsa (Yusuf,
S. 2004).
Tanggung jawab yang besar dari
seorang guru hendaklah dibalas dengan penghargaan yang besar pula karena
memikul tanggung jawab dan amanah yang besar merupakan suatu hal yang sulit
dijalani. Ibarat memikul karung beras yang beratnya sekian kilogram, sering
kali pundak merasakan sakit yang luar biasa, namun demi hajat orang banyak,
seberat apapun beban di pundak akan diusahakan agar sampai ke tempat tujuan.
Begitu pula halnya guru, tanggung jawab yang demikian berat harus dipikulnya
demi kepentingan orang banyak dan demi terwujudnya tujuan dan cita-cita bangsa.
Penghargaan besar hendaklah diberikan kepada para guru yang berjuang untuk
kesejahteraan negeri. Penghargaan terhadap guru merupakan wujud dari
penghargaan terhadap negri karena jasa guru dapat menciptakan generasi bangsa yang
cerdas dan berkarakter (Yusuf, S. 2004).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Remaja
merupakan saat dimana kondisi emosinya masih labil. Oleh karena itu remaja
membutuhkan perhatian khusus oleh orang-orang disekitar. Remaja juga memiliki
kebutuhan khas dalam hidupnya. Dengan keadaan emosi yang labil remaja dapat
terjerumus dalam perilaku yang menyimpang. Untuk mencegah terjadinya perilaku
yang menyimpang maka dibutuhkan pendidikan berkarakter.
Membangun karakter adalah suatu
proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk
tabiat, watak, sifat kejiwaan, ahlak (budi pekerti), insan manusia (masyarakat)
sehingga menunjukkan tingkah laku yang
baik berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Pancasila mengandung nilai-nilai
kehidupan yang bisa dijadikan pedoman dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dalam pembentukan karakter Guru Sekolah Menengah harus memahami
perkembangan dan pertumbuhan dari peserta didiknya karena jika sudah mengetahui
perkembangan dari peserta didiknya maka guru dapat membentuk karakter secara
perlahan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan dari Siswa Sekolah Menengah.
3.2
Saran
Berdasarkan
uraian atau kajian diatas maka duharapkan seorang guru dapat meningkatkan
kinerjanya dalam membentuk karakter dari peserta didik khususnya siswa Sekolah
Menengah berdasarkan pancasila. Selain itu seorang guru juga dapat memehami
pertumbuhan dan perkembangan dari peserta didiknya dan mengetahui penyimpangan
apa saja yang dapat dilakukan oleh remaja jika pembentukan karakternya tidak
sesuai dengan pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa, S. D.1989. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung
Mulia.
Hidayatullah, Furqan.
2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Lydia Harlina.
(2006). Pendidikan karakter remaja. Jakarta: Balai Pustaka
Mappiare, 1982. Adolescence (Terjemahan) . Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Sardiman.2001.Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafinda Perkasa
Yusuf, S. 2004. Guru pembentuk karakter. Bandung : PT
Remaja
Rosdakarya
Azzet. 2011. Guru: Sahabat dalam Belajar (diakses
tanggal 15 Desember 2012).
Top 10 Casino Apps - Casinoworld
BalasHapusIn this section we'll walk you through our selection of top casino apps, 도레미시디 출장샵 and hopefully you'll find plenty sol.edu.kg of useful information on the 1등 사이트 top How do you use PayPal?Are wooricasinos.info there any deposit bonuses worrione at your casino?